Langkah Slack Mengambil serta Menjaga Engineer


Slack, kata dalam bahasa Inggris yang bermalas-malasan, sekarang pun adalah nama aplikasi pendukung kerja yang sangat cepat berkembang dalam dunia.

Slack baru berumur lima tahun, akan tetapi telah memiliki 9 juta pemakai aktif mingguan dengan seputar 50.000 pemakai berbayar. Salah satunya termasuk juga 43 % perusahaan yang berada di rincian perusahaan Fortune 500. Perusahaan Slack sekarang mempunyai nilai sampai US$5 miliar (seputar Rp70 triliun).

Team engineer di Slack meliputi sepertiga dari keseluruhan karyawan yang sejumlah seribu orang. Co-founder sekaligus juga CTO Slack Cal Henderson menceritakan pada Tech in Indonesia mengenai bagaimana perusahaannya mengambil serta menjaga karyawan di Silicon Valley, salah satunya tempat dalam dunia dimana berlangsung pertarungan ketat dalam mengambil calon engineer


Proses mengambil engineer

Slack tengah membuat kembali proses rekrutmen engineer, akan tetapi pada umumnya hasilnya berjalan semacam ini:

  • Menyaring resume. 
  • Panggilan telephone dengan manajer rekrutmen atau perekrut tehnis. 
  • Tes potensi tehnis yang ditangani di dalam rumah serta akan dipandang. 
  • Serangkaian interviu di kantor Slack. 
  • Penawaran dikasihkan pada hari yang sama atau hari selanjutnya. 
Lamanya proses berlainan, bergantung pada tersedianya calon serta waktu yang mereka perlukan dalam mengakhiri tes tehnis. Dalam masalah terpendek, lama proses melamar kerja sampai mendapatkan penawaran berjalan saat 1 minggu.

Penilaian calon

Tes yang ditangani di dalam rumah

Semenjak awal, beberapa pendiri Slack tidak suka pada type tes coding whiteboard.

“Banyak riset tunjukkan tes ini berbentuk begitu eksklusif, sebab menghilangkan peluang beberapa orang hebat yang pas buat pekerjaan, tetapi jelek dalam tuangkan algoritme pada papan catat, yang sebetulnya tidak terkait dengan bagaimana seorang kerja.”

Pada saat bertepatan, sebetulnya, potensi tehnis calon pun butuh untuk dipandang. Jalan keluar dari Slack untuk persoalan ini ialah tes tehnis untuk ditangani di dalam rumah, yang bisa dituntaskan beberapa calon sama dengan waktu serta irama kerja semasing.

Untuk tingkatkan keberagaman dalam team engineering, Henderson mengerti keperluan untuk membuat lingkungan dimana beberapa orang dengan beberapa style kerja miliki peluang memperoleh penilaian yang adil.

“Saya cukuplah bangga dengan keanekaragaman anggota team engineering kami sekarang ini, akan tetapi perjalanan masih tetap panjang,” katanya. “Untuk meniadakan bias proses dari penerimaan, kami sekarang tawarkan beberapa pilihan tes tehnis pada beberapa calon.

“Apakah mereka ingin kerjakan tes di dalam rumah, hadir langsung ke kantor serta lakukan tes di sini, atau hadir ke tempat untuk lakukan tes pemrograman dengan berpasangan. Kami mencari tahu type tes seperti apakah yang pas untuk memandang ketrampilan tehnis seorang pada level spesifik.”

Proses interviu

Buat team engineering Slack, kompetensi tehnis saja tidak cukuplah. Mereka pun mencari calon dengan perasaan empati yang tinggi.

“Pada pada akhirnya, kami tidak membuat software untuk kebutuhan software.”

Henderson mengakui, “Kami bangun tool untuk menolong beberapa orang mengakhiri pekerjaan mereka. Kami mesti berfikir mengenai beberapa pemakai, seperti mengerti perasaan frustasi mereka atau beberapa hal yang mereka kira susah.”

Mengenai langkah mengukur empati pemakai saat interviu, menurut Henderson langkah termudah yaitu dengan menanyakannya langsung pada mereka.

“Jika mereka ingin tahu serta tergerak untuk belajar mengenai beberapa pemakai, ketertarikan mereka akan tampak jelas,” katanya. “Karena ada-ada saja beberapa orang yang menanggapi seperti, ’Oh, saya tidaklah terlalu perduli.’ Beberapa orang menjelaskan perihal bodoh saat interviu, serta menyaring diri mereka sendiri semacam itu!”

Team engineering pun tidak menoleransi “excellent jerk —jenis orang yang begitu pakar di bidangnya akan tetapi susah dibawa bekerja bersama.

“Jenis orang semacam ini condong gampang untuk dikenali,” tuturnya. ”Mereka ialah beberapa orang yang seringkali bertukar pekerjaan, serta membenci semua perusahaan tempat mereka sempat kerja. Ini ialah sinyal bahaya. Kami mencari beberapa orang yang dapat kerja di Slack saat beberapa waktu serta akan bangun team bersama.”

“Engineer terunggul bukan sekedar unggul dalam membuahkan karya pribadi, tetapi pun seorang yang bisa menggerakkan beberapa orang di sekelilingnya untuk berkarya lebih baik.

”Keinginan menjadi lebih baik di bagian yang kamu tekuni dan membuat team kamu makin baik, ketertarikan ini berbentuk menyebar. Asumsi yang mengatakan jika orang hebat mengambil orang hebat lainnya, serta orang biasa mengambil orang yang kurang cekatan sangat benar.”

Dia mengutamakan utamanya peranan beberapa karyawan yang diambil pada saat awal pendirian perusahaan, dan penentuan anggota team untuk isi tempat manajemen senior. Mereka ialah beberapa orang yang bisa menjadi ujung tombak dalam bangun serta pelihara budaya organisasi.

Henderson sendiri wawancarai dua ratus orang pertama yang masuk di team engineering, lewat lebih dari seribu interviu dalam beberapa waktu pertama Slack. Semua dikerjakan untuk bangun team serta budaya yang kuat semenjak awal.

Mengeluarkan secara cepat

Kunci yang lain dalam bangun team yang kuat yaitu dengan selekasnya mengeluarkan beberapa orang yang tidak kerja dengan baik.

“Ketika mengeluarkan seorang, kamu akan begitu jarang berkata, ’Saya berharap kita dapat lebih lama mempertahankannya.’ Tetapi, ’Saya berharap telah mengerjakannya beberapa bulan lantas!’” kata Henderson. “Kamu akan terasa lega serta kehilangan beban saat seorang yang tidak kerja dengan baik di team tinggalkan perusahaan.”

Henderson pun yakin jika ketetapan mengeluarkan secara cepat bahkan juga lebih terpenting buat startup kecil.

“Jika team kamu terbagi dalam sepuluh orang, serta ada satu orang yang tidak produktif, dia bisa menjadi aspek yang mengakibatkan perusahaan tidak berhasil,“ katanya.

Rintangan dalam mengambil engineer

Salah satunya rintangan paling besar buat Slack saat lakukan rekrutmen ialah pertandingan yang seru dalam mengambil engineer di Silicon Valley. “Sangat jarang berlangsung keadaan dimana cuma kami yang tawarkan pekerjaan pada calon.”

“Jika mereka termasuk calon berkualitas, mereka bisa kerja dimana-mana. Beberapa perusahaan berani menggaji dengan angka yang fenomenal, perusahaan yang lain berkesan berprestise,” papar Henderson.

“Kami sempat berjumpa calon yang selesai dengan, ’Saya begitu ingin masuk dengan Slack, tetapi orangtua saya lebih kenal Google, jadi saya pilih masuk dengan Google.’”

Tapi tidak semua semacam ini.

“Pada awalnya, kami banyak berjumpa orang yang berani ambil resiko besar,” katanya. ”Mereka memahami jika mereka miliki pilihan untuk kerja di perusahaan lainnya, akan tetapi mereka lihat kekuatan Slack. Lalu kami masuk babak canggung dimana kami bukan kembali startup baru, tetapi pun belumlah termasuk juga deretan startup populer juga— keadaan semacam ini cukuplah menyusahkan.

“Saat ini kami telah ada di babak dimana tiap-tiap calon yang kami wawancarai sekurang-kurangnya sempat dengar mengenai Slack. Akan tetapi ini pula bermakna kami mesti bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang telah mapan serta sudah membuahkan uang banyak.”

Bagian sebaiknya, beberapa orang yang akan memutuskan masuk dengan Slack ialah mereka yang lihat nilai dari produk ini, memercayai misi perusahaan, serta sesuai dengan misi itu semenjak awal.

Yang memperbedakan Slack dari perusahaan yang telah mapan ialah sebab perusahaan ini masih tetap lumayan kecil hingga beberapa engineer miliki banyak peluang untuk bikin efek.

Serta yang sangat terpenting, Slack miliki misi jelas sebab kesederhanaannya menjadi produk tunggal yang konsentrasi pada masalah pemakaian yang berbentuk spesial. Ini bermakna beberapa orang bisa dengan gampang membuat koneksi dengan produk ini.

“Produk ini bukan hasil spekulasi, sebab semua pekerjaan kami konsentrasi untuk menggerakkan perubahan produk. Ini ialah keunggulan yang kami miliki,”ujarnya.

“Namun pada saat bertepatan keadaan ini pula merugikan. Bila Google X tengah coba mengambil orang untuk kerja di bagian, contohnya computer space, ini bisa menjadi daya tarik yang susah kami saingi.

“Kamu akan bangun software untuk usaha, perihal yang lumayan menarik dari Slack, tetapi bukan meluncurkan balon ke luar angkasa untuk pancarkan internet, atau apapun yang mereka kerjakan minggu ini. Tentunya kamu tidak dapat berkompetisi dengan hal tersebut.”


Menjaga engineer

Saat Slack berkembang dari ukuran startup jadi organisasi yang semakin besar, Henderson melawan rintangan masih menjaga beberapa engineer saat perusahaan tumbuh dari 20 karyawan jadi 1.000 karyawan.

“Cara kami kerja saat ini sangat berlainan,” katanya. “Kami sekarang mengambil type orang yang berlainan bila dibanding dengan karyawan yang kami rekrut empat tahun kemarin. ”

Untuk menjaga beberapa karyawan, Slack berinvestasi dengan menyiapkan jalan karir buat beberapa engineer, entahlah itu masuk dengan team manajemen atau mendapatkan tempat menjadi kontributor senior.

“Semua orang ingin masuk ke team manajemen. Itu ialah pekerjaan mengerikan. Jadi engineer tambah lebih menyenangkan,” tutur Henderson sambil ketawa.

“Faktanya, kami telah melihat sebagian orang yang pilih geser ke team manajemen, mereka tidak kerasan serta akan memutuskan kembali jadi kontributor perorangan.

“Kami jadi makin meyakini untuk bukan sekedar mengijinkan mereka jadi kontributor, tapi pun mempromokan jalan itu. Beberapa engineer junior mesti mengerti jika jadi manajer bukan hanya satu pilihan untuk meneruskan karir di sini, kami bisa tunjukkan contoh-contoh sukses kontributor serta berkata, ‘Kamu dapat juga pilih jalan ini.’”

Slack pun miliki program kursus dengan berpasangan buat karyawan baru: tiap-tiap karyawan baru dipasangkan dengan “teman dari team yang sama” (seseorang anggota senior team), demikian juga dengan “teman di waktu transisi” (seorang dari team lainnya).

Rekan dari team yang sama akan menolong mereka menyamai irama kerja, serta rekan dari team lainnya akan menolong mereka lewat perjalanan mereka di bagian engineering di Slack.

“Saya fikir salah satunya peranan senior ialah miliki potensi menjadi tutor buat beberapa engineer junior, atau manajer yang lebih muda,” tutur Henderson. ”Ini ialah sisi yang begitu bernilai buat perkembangan baik tutor ataupun karyawan baru itu. ”

Banyak anggota senior memiliki tutor di luar perusahaan, serta menjadi alternatifnya, mereka pun jadi tutor buat beberapa orang dari perusahaan lainnya. “Semakin senior kamu, akan begitu baik bila kamu miliki perspektif dari perusahaan lainnya untuk mendapatkan deskripsi mengarah manakah kamu akan berjalan,” katanya.

Pendapat buat calon mungkin

“Kirim lamaran kamu ke Slack!” undang Henderson. “Cara terunggul untuk mendapatkan perhatian perekrut yaitu dengan betul-betul tunjukkan ketertarikan meningkatkan produk serta membuat kehidupan pemakai jadi lebih baik.”

“Jadilah orang yang ketertarikan serta miliki empati. Tetapi tolong, tolong janganlah masuk ke kantor Slack, serta memuja seorang terlalu berlebih. Ketahuilah ketidaksamaan pada ketertarikan dengan laku di luar batas,” gurau Henderson.

Post a Comment

0 Comments